Ksatria 165

Ksatria 165
We're 165 Inside InsyaAllah

Sabtu, 22 Juni 2013

Antara Keringat dan Air Mata

Tafsir Sayid Qutub :
        "Amal saleh adalah buah ranum dari iman dan merupakan gerak diri yang dimulai dari detak yang kukuh, dimana hakikat iman ada di dalam hati. Iman itu adalah sebuah hakikat positif yang senantiasa bergerak. Sehingga jika dia telah bersarang kuat di dalam jiwa, maka ia akan berusaha merealisasikan dirinya keluar dalam bentuk amal saleh. Inilah iman yang islami itu. Sangat tidak mungkin iman yang benar menjadi lumpuh dan tidak bergerak, tersembunyi dan tidak nampak dalam aksi seorang mukmin. Maka jika ia tidak bergerak secara natural, sesungguhnya keimanan itu adalah sebuah keimanan yang palsu dan mati. Iman itu sesuatu yang mampu menggerakkan pemiliknya secara alami, jika tidak sebenarnya dia tidaklah ada"

        Air mata yang kau cucurkan di malam hari harus berganti menjadi keringat kerja keras di pagi hari. Keimanan yang kuat terlihat dari amal saleh yang diaplikasikan dalam pekerjaan. Apapun itu perannya. BERGERAK!!! itulah kuncinya
     
       "Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS 3: 110)

Tulisan diatas juga sesungguhnya untuk suntikan motivasi saya pribadi, semoga kita semua bisa saling menguatkan... Barakallahu lakum :)
Salam semangat 165

Selasa, 28 Mei 2013

WHAT DO YOU THINK ABOUT MENARA 165???


(Catatan hati ATS edisi 1)
       Menurut teman-teman apa arti tempat ini (Menara 165) ?
Bagi saya pribadi tempat ini adalah sebuah ladang perjuangan. Apa yang di perjuangkan? Yang diperjuangkan adalah nilai moral 165 (Ihsan, Iman, dan Islam). Dengan sebuah visi dan misi yang mulia. Ketika pertama kali menjadi peserta training ESQ mahasiswa dan melihat slide sekilas ESQ saya langsung jatuh cinta dengan visi dan misinya. Visi yang mulia melahirkan tindakan yang mulia. Saya pribadi sudah jatuh cinta dengan perjuangan ini meskipun hanya menjadi ATS (Alumni Training Support). Ketika menjadi ATS bukankah kita sedang berada dalam satu misi yang sama dengan tim ESQ yang lainnya? Bersama-sama untuk mewujudkan Indonesia Emas 1, 2 dan 3 apapun perannya.
       Saya teringat dengan activity pada training SCC yaitu menggambar menara 165 di atas kertas dimana dalam satu kelompok harus mampu menghasilkan gambar menara 165 dengan syarat setiap orang hanya boleh menggambar satu garis  saja. Dan hasilnya setiap kelompok mampu menghasilkan sebuah gambar menara 165. Artinya, apapun peran kita, sekecil apapun peran kita, kita mampu bersinergi untuk mewujudkan sebuah visi atau cita-cita.
       Begitupun peran kita sebagai ATS, meskipun hanya menyambut peserta dan melayani peserta tapi kita tetap berada dalam sebuah misi untuk mewujudkan Indonesia Emas. Meskipun tak dibalas dengan materi, tapi yakinlah bahwa dengan niat yang baik maka Allah pasti akan membalasnya dan malaikat tak akan pernah lalai untuk mencatat setiap langkah kebaikan kita. Allah tak akan pernah ingkar janji kepada hamba-Nya yang selalu berbuat kebaikan. “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)” (QS. Ar-rahman 55: 60).
    Jika kita niatkan untuk berjuang atau berjihad di jalan Allah, maka teruslah untuk maju meskipun terkadang  kita merasa “maju mundur” untuk pergi berjuang. “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. At-taubah 9: 41)

Sekian dan
Salam semangat 165 GO, FIGHT, WIN


Selasa, 02 Oktober 2012

Outer Journey - perjalanan yang indah dan penuh hikmah

-Kita bukanlah manusia yang sedang mengalami perjalan spiritual, namun kita adalah makhluk spiritual yang sedang menjalani perjalanan-

“Bismillahirrahmanirrahim”
Saya ingin berbagi sedikit  pengalaman sewaktu mengikuti training ESQ pada materi awal yaitu Outer dan Inner journey. Outer journey yaitu sebuah perjalanan ke luar angkasa meskipun tidak dengan pesawat Apollo tapi kita bisa terbang dengan menggunakan  hati dan jiwa kita. Melihat semua Kekuasaan, Keagungan, Kebesaran, Keperkasaan, dan Kerajaan Milik-Nya. di awali dengan pengetahuan awal terciptanya alam semesta raya yang dikenal dengan kejadian “Big Bang” sebuah ledakan maha dahsyat yang dikalkulasikan oleh Stephen hawking sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Big Bang yang mampu dijelaskan di abad ke-20 dengan penelitian dan perhitungan yang rumit dan panjang. Dan ternyata sesungguhnya fenomena Big Bang 1400 tahun yang lalu telah di jelaskan oleh seorang manusia Ummi, seorang utusan Allah SWT  yaitu Nabi Muhammad SAW, yang dahulu tidak ada teleskop, Apollo, dan teknologi-teknologi canggih dan beliau menjelaskan bahwa langit dan bumi itu dahulunya padu lalu kami pisahkan antara keduanya dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Kalimat yang diucapkan beliau bukanlah semata-mata kalimat yang dikarang olehnya melainkan kalimat tersebut bersumber dari Allah 'Azza wa Jalla yaitu “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka apakah kamu tidak beriman?” (QS Al-Anbiya 21:30). Dan diperlihatkannya kami kekuasaan-Nya di angkasa raya.. yang dahulu kami kira bumi itu besar tapi ternyata lebih kecil dibandingkan matahari, bumi yang kita singgahi ternyata hanya seperti bola kelereng di antara tata surya kita, kemudian kami terbang lebih jauh lagi ternyata matahari tidak hanya satu terdapat banyak matahari-matahari lain di dalam galaksi Bima sakti, bumi sudah tidak nampak lagi… terbang lagi lebih jauh disana terdapat lebih dari 2 milyar bintang berputar mengelilingi pusat galaksi. Maka dimana bumi tempat tinggal kami?? dimana bumi tempat yang dulu kami bangga banggakan ternyata tak lebih besar dari setitik debu dihadapan-Nya. Terbang lagi lebih tinggi dan kau akan melihat terdapat milyaran galaksi yang dimana setiap galaksi memiliki lebih dari 2 Milyar bintang-bintang. Saat itu tak ada kata yang sanggup terucap kecuali Mengagungkan Nama-Nya, Bertakbir, Bertasbih, dan Memohon ampun kepada-Nya.. Bumi yang selama ini kita bangga banggakan, dihadapan-Nya tak berarti apa-apa hanya seperti debu. Jika Bumi saja begitu kecil di hadapan-Nya bagaimana dengan saya, anda, dan kita semua sebagai manusia ciptaan-Nya???.
Tidak hanya disitu kebesaran-Nya, kita melihat bahwa seluruhnya berthawaf berlawanan arah jarum jam laksana thawafnya orang-orang di baitullah. Allahu Akbar… bulan mengelilingi bumi, Bumi mengelilingi matahari, matahari mengelilingi inti galaksi, galaksi berputar mengelilingi inti alam semesta raya. Itu semuanya terus berthawaf semenjak bermilyar-milyar tahun yang lalu. Dan tak pernah berhenti sedetikpun.  jika salah satunya berhenti, maka yang akan terjadi adalah kerusakan seluruh sistem Alam semesta raya. Lalu, siapakah yang hanya mampu untuk menjaga sistem alam semesta raya ini? hanya Dia Allah ‘Azza wa Jalla Raja pemilik Alam semesta raya.  
Pelajaran dari materi Outer  journey ini yaitu untuk menciptakan paradigma yang holistic,  bahwa kita sebagai manusia adalah bagian kecil dari bumi, bumi adalah bagian kecil dari tata surya, tata surya adalah bagian kecil dari galaksi dan galaksi bima sakti adalah bagian kecil dari alam semesta. jika alam semesta raya ini saja terus berputar bertasbih kepada-Nya, lantas sudah seharusnyalah kita pun untuk tunduk patuh akan aturan-aturannya. Karena jika kita berani melanggar aturannya yang akan terjadi adalah kehancuran yang akan menimpa diri kita sendiri.

Senin, 09 April 2012

Apa yang melebihi pedih dan getir yang diciptakan oleh tangan dan Lisan


Saat itu Abu Juray meminta nasehat khusus kepada Rasulullah SAW. “Nasehatiku dengan nasehat yang mengikat,” pintanya kepada Rasulullah.
“Janganlah kamu mencaci seorangpun. Janganlah kamu menghina sebentuk kebajikan apapun. Bicaramu dengan sesama saudaramu dalam keadaan yang cerah, sungguh itu adalah sebuah kebajikan. Tinggikan kainmu dan jangan kau juntaikan, karena itu bagian dari kesombongan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai kesombongan. Dan jika seseorang menghina kamu dan mencaci kamu dengan sesuatu yang dia tahu bahwa itu memang ada pada dirimu, janganlah kamu membalas menghina dan mencacinya dengan sesuatu yang kamu tahu itu ada pada dirinya. Biarkan kesudahannya kembali pada dirinya. Dan bagimu pahalanya. Dan, jangan mencaci apapun.”
Apa yang melebihi pedih dan getir yan diciptakan oleh tangan dan lisan? Adakah perhatian yang lebih detil dari penegasan Rasulullah tentang hubungan keislaman dengan tangan dan lisan? “Seorang muslim, ialah yang orang muslim lain selamat dari lisan dan tangannya…” Adakah yang lebih detil, dari member contoh, bahwa sebentuk amal kebajikan, adalah engkau menuangkan air di embermu ke tempat air saudaramu?
Rasulullah berkata dalam kesempatan lain, “Orang mukmin itu bukanlah tukang menuduh, tukang mencaci, bukan pelaku perbuatan-perbuatan keji dan hina, bukan pula seorang yang mulutnya kotor.”
Nilai-nilai estetis dan keluhuran, adalah satu cabang penting dari misi kenabian. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia,” dan ia berjanji, “Orang yang paling dekat kedudukannya dengan aku di syurga, adalah yang paling baik akhlaknya.”
Bila fiqih memberi batasan legalitas, maka akhlak dan moralitas memberi bobot yang luar biasa pada seni keindahan dalam hidup. Ada batasan wajib yang sah dan legal secara minimal, tapi ada pesona sunnah yang mempercantik dan membuatnya lebih berwarna. Seperti itulah ajaran agama ini atau ajaran jalan hidup ini.
Pada mulanya adalah mengenal Tuhan, mengenal Allah. Sesudah itu adalah perangai, akhlak, perilaku, dan segala wanti-wanti untuk tidak melukai dan menyakiti orang lain. Bahkan tidak perlu membalas cacian orang, bila pun tahu apa yang jadi celah pembalasan itu benar adanya pada orang tersebut. Bahwa dengan mengenal Allah, memohon kepada-Nya, memahami Kuasa dan Sifat-Nya, sama pentingnya dengan memahami bahwa seorang mukmin tidak sepantasnya menjadi penyebab orang lain pedih dan getir.    

Jumat, 17 Februari 2012

Ikrar Ksatria ESQ 165


Pemimpin Sepanjang Waktu


Masih dalam suasana memperingati Maulid nabi Muhammad SAW, aku akan sharing artikel yang diambil dari buku karya bapak Ary Ginanjar Agustian yang berjudul “Sapa”
Bismillahirrahmanirrahiim..
Allahuma Shali ‘ala Muhammad..
Banyak teori-teori  tentang kepemimpinan yang bertebaran di seluruh dunia. Bertebaran pula tokoh-tokoh yang dianggap sebagai sosok pemimpin dunia, dari setiap decade kehidupan. Namun, hingga ini tak satupun diantara teori dan tokoh itu yang mampu mempertahankan pengaruhnya hingga bebelas abad, layaknya Muhammad SAW, seorang ummi yang lahir di tahun 569 M. tahun dimana bangsa-bangsa lain, terutama bangsa-bangsa eropa tengah berada dalam masa kegelapan.
Tak seorangpun menolak mengakui bahwa kepemimpinan Rasulullah adalah model kepemimpinan terbaik hingga kini. Tak ada seorang pemimpin pun yang begitu dicintai oleh pengikutnya seperti Rasulullah, hingga empat belas abad berlalu. Lalu apa sebenarnya rahasia dibalik cemerlangnya kepemimpinan Rasulullah? Mari tengok perjalan Rasulullah selama tiga belas tahun mengkader sahabat-sahabat yang disebut asabiqunal awalun.
Tak sekalipun Rasulullah memberikan iming-iming material kepada para sahabat yang mayoritas adalah kaum budak dan papa. Rasulullah tidak menjanjikan kebebasan kepada mereka, apalagi limpahan kekayaan, bila mereka menyambut dakwah Rasulullah. Yang Rasulullah tawarkan kepada mereka hanyalah kalimat Syahadat, yaitu menuhankan Allah dan mengakui bahwa Muhammad SAW adalah seorang pembawa risalah.
Hal ini tentu sangat berbeda jauh  dengan tokoh-tokoh yang dinobatkan sebagai pemimpin dunia. Mereka menawarkan kebebasan fisik, harta benda, pengakuan, jabatan, bila seseorang mau menjadi pengikut mereka atau minimal mau menerima pemikiran mereka. Para pengikut tidak diajarkan untuk mendefinisikan kembali keinginan-keinginan mereka sebagai seorang insan, untuk mencapai kebahagiaan sejati dari sebuah kepemimpinan. Para pemimpin hanya berharap manusia lain mau mengikuti jejak dan pemikiran mereka, yang sejatinya hanya berujung pada kebahagiaan si pemimpin.
Hal ini berbeda dengan kepemimipinan yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasul mengajarkan pada manusia di Mekkah saat itu, akan arti kebebasan yang sebenarnya. Kebebasan yang membuat seseorang lepas dari perbudakan dunia berupa harta, jabatan, dan wanita. Mereka berkenalan dengan Tuhan mereka (God Consciousness) dan menyadari bahwa Allah lah pemilik semesta alam. Termasuk tuan mereka, harta dan seluruh ukuran kebahagiaan saat itu. Mereka segenap kesadaran mengikuti rasulullah, karena mereka percaya sosok Muhammad SAW lah yang akan membuat martabat mereka sebagai manusia akan lebih baik. Karena Muhammad SAW sendiri telah mengejawantahkan apa yang diajarkannya, dalam kesehariannya. Ia adalah bentuk integral dari Alquran dan seluruh inti kebaikan yang disepakati secara universal.
Inilah kunci ketaatan para sahabat untuk berjalan dibarisan Rasul. Sesulit dan seberat apapun kondisi mereka ketika itu, mereka tetap berjalan dibelakang Rasulullah. Semua itu, karena mereka telah merdeka dari segala belenggu kehidupan yang selama ini mengungkung mereka. Hingga mereka mampu menemukan jatidiri mereka sebenarnya. Mereka menemukan kebebasan, dan kemapaman jiwa saat mengikuti jejak Rasulullah.
Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah, manakala beliau menggenggam tugas mulia dari Allah. Beliau tak hanya menjadi pimpinan secara fisik, tetapi lebih jauh menyelam hingga ke dasar jiwa prang-orang yang berbaris dibelakangnya. Rasulullah telah lebih dulu menuntaskan dahaga spiritual pengikutnya, sebelum merubahnya menjadi gerak cepat selama sepuluh tahun di Madinah. Gerakan yang begitu ekspansif, berdaya dorong kuat. Mendobrak peradaban using yang telah merajai jazirah Arab, berganti peradaban cemerlang, yang merubah wajah dunia hingga hari akhir.
Inilah model kepemimpinan yang telah berhasil mencetak generasi yang terbaik, yang hingga kini belum ditemui penggantinya. Model kepemimpinan yang bukan hanya berisi teori kosong.  Sang pemimpin pun bukan orang yang disanjung saat berkuasa, tetapi senantiasa dikenang dan dicontoh hingga berbelas abad dibelakangnya. Pemimpin abadi yang selalu hidup di hati pengikutnya.  

The Power of Al-Fatihah


Tujuh belas kali dalam sehari, seorang muslim mengucapkan tujuh ayat yang terkandung dalam surat Al-Fatihah. Sejatinya, Al-Fatihah adalah kunci peradaban yang telah Allah berikan pada hambaNya.
Saat kita membaca ayat pertama surat ini : Bismillahirrahmanirrahiim, cakrawala hati dan pikiran kita akan terbuka dengan satu pengakuan bahwa kita adalah hamba Allah, yang akan menjalani misi kehidupan atas kehendak Allah yang maha Rahman dan Rahiim. Oleh karena itu kita benar-benar dalam pengawasannya, terlihat ataupun tidak oleh makhluk lain (ihsan), dan kita bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
Membaca Alhamdulillahi robbil ‘alamiin, kita diajak oleh Allah untuk berpikir dan berjiwa besar. Sebesar alam beserta isinya, karena hanya Dialah pemilik segala keagungan yang ada di jagat semesta ini. Kita diajak menghadapkan jiwa, berkiblat pada keagunganNya.
Ayat berikutnya yaitu Arrahmanirrahiim, ayat ini mengajarkan pada kita untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan bermanfaat  bagi orang lain. Sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah sifat yang harus dikedepankan dalam melaksanakan tugas kita sebagai wakil Allah. Dengan dorongan rasa kasih dan saying inilah, seharusnya kita menetapkan diri, sebagai rahmat bagi semesta alam dalam setiap lini kehidupan.
Malikiyaumiddiin adalah ayat yang melecut kita untuk senantiasa  berlari mengejar keridaan Allah SWT, sekaligus menabung bekal untuk mempertanggungjawabkan hidup kita di dunia. Karena itu, setiap manusia yang memahami ayat ini akan senantiasa bersiap dan berbekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat (visioner).
Iyyakana’budu wa iyyakanasta’in adalah ayat yang mengajarkan kita agar memegang teguh prinsip kehidupan. Bahwa hidup adalah hanya untuk mengabdi kepada Allah. Menggelar ikhtiar dalam kehidupan adalah semata ibadah pada Allah, Sang raja hari pembalasan. Dengan demikian, standar penilaian kerja kita bukan lagi standar yang ditetapkan oleh manusia tetapi sejatinya adalah standar tertinggi,  yaitu keridaan Allah yang Maha Sempurna. Karena itulah, untuk memenuhi standar yang berat tersebut, sesungguhnya hanya Alah lah yang dapat menolong dan menguatkan kita. Dengan ayat ini, kita diingatkan untuk bergantung hanya kepadaNya dan menyerahkan akhir segala perjuangan kita pada Allah semata (zero).
Ihdinash Shiraathal Mustaqiim, sesungguhnya ini momentum untuk segera bangkit dan terjun dalam kancah perjuangan membesarkan kalimat Allah. Ini adalah saat untuk mengaplikasikan seluruh nilai yang terkandung dalam ayat-ayat sebelumnya. Inilah saatnya berjuang : TOTAL ACTION
Sirathaladzina an’amta ‘alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim waladhdhaalin. Inilah ayat yang mengajarkan kita untuk senantiasa melakukan evaluasi dan menjaga arah perjuangan kita tetap pada jalur yang ditetapkanNya. Melakukan perbaikkan terus menerus, tanpa kena putus asa. Inilah jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat.

Aamiin, kabulkanlah ya Allah. Mohonlah pada Allah agar setiap ikhtiar yang kita gelar mendatangkan kebaikan untuk diri kita dan orang lain. Apapun hasil yang dicapai, sesuangguhnya itu adalaha kehendak Allah yang terbaik untuk kita. Ikhlaskan hati untuk menerima dan segera bersiap melakukan perbaikan selanjutnya.
------di ambil dari buku karya bapak Ary Ginanjar Agustian yang berjudul “Sapa”------