Tafsir Sayid Qutub :
"Amal saleh adalah buah ranum dari iman dan merupakan gerak diri
yang dimulai dari detak yang kukuh, dimana hakikat iman ada di dalam
hati. Iman itu adalah sebuah hakikat positif yang senantiasa bergerak.
Sehingga jika dia telah bersarang kuat di dalam jiwa, maka ia akan
berusaha merealisasikan dirinya keluar dalam bentuk amal saleh. Inilah
iman yang islami itu. Sangat tidak mungkin iman yang benar menjadi
lumpuh dan tidak bergerak, tersembunyi dan tidak nampak dalam aksi
seorang mukmin. Maka jika ia tidak bergerak secara natural, sesungguhnya
keimanan itu adalah sebuah keimanan yang palsu dan mati. Iman itu
sesuatu yang mampu menggerakkan pemiliknya secara alami, jika tidak
sebenarnya dia tidaklah ada"
Air mata yang kau cucurkan di malam hari harus berganti menjadi
keringat kerja keras di pagi hari. Keimanan yang kuat terlihat dari amal
saleh yang diaplikasikan dalam pekerjaan. Apapun itu perannya.
BERGERAK!!! itulah kuncinya
"Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf,
dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS 3: 110)
Tulisan diatas juga sesungguhnya untuk suntikan motivasi saya
pribadi, semoga kita semua bisa saling menguatkan... Barakallahu lakum
:)
Salam semangat 165
GO! FIGHT! WIN!
Ksatria 165
Sabtu, 22 Juni 2013
Selasa, 28 Mei 2013
WHAT DO YOU THINK ABOUT MENARA 165???
Menurut teman-teman apa arti tempat ini (Menara 165)
?
Bagi saya pribadi tempat ini adalah sebuah ladang perjuangan.
Apa yang di perjuangkan? Yang diperjuangkan adalah nilai moral 165 (Ihsan,
Iman, dan Islam). Dengan sebuah visi dan misi yang mulia. Ketika pertama kali
menjadi peserta training ESQ mahasiswa dan melihat slide sekilas ESQ saya
langsung jatuh cinta dengan visi dan misinya. Visi yang mulia melahirkan
tindakan yang mulia. Saya pribadi sudah jatuh cinta dengan perjuangan ini meskipun
hanya menjadi ATS (Alumni Training Support). Ketika menjadi ATS bukankah kita
sedang berada dalam satu misi yang sama dengan tim ESQ yang lainnya? Bersama-sama
untuk mewujudkan Indonesia Emas 1, 2 dan 3 apapun perannya.
Saya teringat dengan activity pada training SCC
yaitu menggambar menara 165 di atas kertas dimana dalam satu kelompok harus
mampu menghasilkan gambar menara 165 dengan syarat setiap orang hanya boleh
menggambar satu garis saja. Dan hasilnya
setiap kelompok mampu menghasilkan sebuah gambar menara 165. Artinya, apapun
peran kita, sekecil apapun peran kita, kita mampu bersinergi untuk mewujudkan
sebuah visi atau cita-cita.
Begitupun peran kita sebagai ATS, meskipun hanya
menyambut peserta dan melayani peserta tapi kita tetap berada dalam sebuah misi
untuk mewujudkan Indonesia Emas. Meskipun tak dibalas dengan materi, tapi
yakinlah bahwa dengan niat yang baik maka Allah pasti akan membalasnya dan
malaikat tak akan pernah lalai untuk mencatat setiap langkah kebaikan kita.
Allah tak akan pernah ingkar janji kepada hamba-Nya yang selalu berbuat
kebaikan. “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan (pula)” (QS.
Ar-rahman 55: 60).
Jika kita niatkan untuk berjuang atau berjihad di
jalan Allah, maka teruslah untuk maju meskipun terkadang kita merasa “maju
mundur” untuk pergi berjuang. “Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun
dengan rasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. At-taubah 9: 41)
Sekian dan
Salam semangat 165 GO, FIGHT, WIN
Selasa, 02 Oktober 2012
Outer Journey - perjalanan yang indah dan penuh hikmah
-Kita bukanlah manusia yang sedang
mengalami perjalan spiritual, namun kita adalah makhluk spiritual yang sedang
menjalani perjalanan-
Pelajaran
dari materi Outer journey ini yaitu
untuk menciptakan paradigma yang holistic,
bahwa kita sebagai manusia adalah bagian kecil dari bumi, bumi adalah
bagian kecil dari tata surya, tata surya adalah bagian kecil dari galaksi dan
galaksi bima sakti adalah bagian kecil dari alam semesta. jika alam semesta
raya ini saja terus berputar bertasbih kepada-Nya, lantas sudah seharusnyalah
kita pun untuk tunduk patuh akan aturan-aturannya. Karena jika kita berani
melanggar aturannya yang akan terjadi adalah kehancuran yang akan menimpa diri
kita sendiri.
“Bismillahirrahmanirrahim”
Saya
ingin berbagi sedikit pengalaman sewaktu
mengikuti training ESQ pada materi awal yaitu Outer dan Inner journey. Outer journey
yaitu sebuah perjalanan ke luar angkasa meskipun tidak dengan pesawat Apollo
tapi kita bisa terbang dengan menggunakan
hati dan jiwa kita. Melihat semua Kekuasaan, Keagungan, Kebesaran,
Keperkasaan, dan Kerajaan Milik-Nya. di awali dengan pengetahuan awal
terciptanya alam semesta raya yang dikenal dengan kejadian “Big Bang” sebuah
ledakan maha dahsyat yang dikalkulasikan oleh Stephen hawking sekitar 15 milyar
tahun yang lalu. Big Bang yang mampu dijelaskan di abad ke-20 dengan penelitian
dan perhitungan yang rumit dan panjang. Dan ternyata sesungguhnya fenomena Big
Bang 1400 tahun yang lalu telah di jelaskan oleh seorang manusia Ummi, seorang utusan
Allah SWT yaitu Nabi Muhammad SAW, yang dahulu tidak ada
teleskop, Apollo, dan teknologi-teknologi canggih dan beliau menjelaskan bahwa
langit dan bumi itu dahulunya padu lalu kami pisahkan antara keduanya dan kami
jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Kalimat yang diucapkan
beliau bukanlah semata-mata kalimat yang dikarang olehnya melainkan kalimat
tersebut bersumber dari Allah 'Azza wa Jalla yaitu “Dan apakah orang-orang kafir tidak
mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal
dari air; maka apakah kamu tidak beriman?” (QS Al-Anbiya 21:30). Dan
diperlihatkannya kami kekuasaan-Nya di angkasa raya.. yang dahulu kami kira bumi
itu besar tapi ternyata lebih kecil dibandingkan matahari, bumi yang kita
singgahi ternyata hanya seperti bola kelereng di antara tata surya kita,
kemudian kami terbang lebih jauh lagi ternyata matahari tidak hanya satu
terdapat banyak matahari-matahari lain di dalam galaksi Bima sakti, bumi sudah
tidak nampak lagi… terbang lagi lebih jauh disana terdapat lebih dari 2 milyar
bintang berputar mengelilingi pusat galaksi. Maka dimana bumi tempat tinggal
kami?? dimana bumi tempat yang dulu kami bangga banggakan ternyata tak lebih
besar dari setitik debu dihadapan-Nya. Terbang lagi lebih tinggi dan kau akan
melihat terdapat milyaran galaksi yang dimana setiap galaksi memiliki lebih
dari 2 Milyar bintang-bintang. Saat itu tak ada kata yang sanggup terucap
kecuali Mengagungkan Nama-Nya, Bertakbir, Bertasbih, dan Memohon ampun
kepada-Nya.. Bumi yang selama ini kita bangga banggakan, dihadapan-Nya tak
berarti apa-apa hanya seperti debu. Jika Bumi saja begitu kecil di hadapan-Nya
bagaimana dengan saya, anda, dan kita semua sebagai manusia ciptaan-Nya???.
Tidak
hanya disitu kebesaran-Nya, kita melihat bahwa seluruhnya berthawaf berlawanan
arah jarum jam laksana thawafnya orang-orang di baitullah. Allahu Akbar… bulan
mengelilingi bumi, Bumi mengelilingi matahari, matahari mengelilingi inti
galaksi, galaksi berputar mengelilingi inti alam semesta raya. Itu semuanya
terus berthawaf semenjak bermilyar-milyar tahun yang lalu. Dan tak pernah
berhenti sedetikpun. jika salah satunya
berhenti, maka yang akan terjadi adalah kerusakan seluruh sistem Alam semesta
raya. Lalu, siapakah yang hanya mampu untuk menjaga sistem alam semesta raya
ini? hanya Dia Allah ‘Azza wa Jalla Raja pemilik Alam semesta raya.
Senin, 09 April 2012
Apa yang melebihi pedih dan getir yang diciptakan oleh tangan dan Lisan
Saat itu Abu Juray meminta nasehat khusus kepada Rasulullah
SAW. “Nasehatiku dengan nasehat yang mengikat,” pintanya kepada Rasulullah.
“Janganlah kamu mencaci seorangpun. Janganlah kamu menghina
sebentuk kebajikan apapun. Bicaramu dengan sesama saudaramu dalam keadaan yang
cerah, sungguh itu adalah sebuah kebajikan. Tinggikan kainmu dan jangan kau
juntaikan, karena itu bagian dari kesombongan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai kesombongan. Dan jika seseorang menghina kamu dan mencaci kamu dengan
sesuatu yang dia tahu bahwa itu memang ada pada dirimu, janganlah kamu membalas
menghina dan mencacinya dengan sesuatu yang kamu tahu itu ada pada dirinya.
Biarkan kesudahannya kembali pada dirinya. Dan bagimu pahalanya. Dan, jangan
mencaci apapun.”
Apa yang melebihi pedih dan getir yan diciptakan oleh tangan
dan lisan? Adakah perhatian yang lebih detil dari penegasan Rasulullah tentang
hubungan keislaman dengan tangan dan lisan? “Seorang muslim, ialah yang orang
muslim lain selamat dari lisan dan tangannya…” Adakah yang lebih detil, dari
member contoh, bahwa sebentuk amal kebajikan, adalah engkau menuangkan air di
embermu ke tempat air saudaramu?
Rasulullah berkata dalam kesempatan lain, “Orang mukmin itu
bukanlah tukang menuduh, tukang mencaci, bukan pelaku perbuatan-perbuatan keji
dan hina, bukan pula seorang yang mulutnya kotor.”
Nilai-nilai estetis dan keluhuran, adalah satu cabang
penting dari misi kenabian. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak mulia,” dan ia berjanji, “Orang yang paling dekat kedudukannya dengan
aku di syurga, adalah yang paling baik akhlaknya.”
Bila fiqih memberi batasan legalitas, maka akhlak dan
moralitas memberi bobot yang luar biasa pada seni keindahan dalam hidup. Ada
batasan wajib yang sah dan legal secara minimal, tapi ada pesona sunnah yang
mempercantik dan membuatnya lebih berwarna. Seperti itulah ajaran agama ini
atau ajaran jalan hidup ini.
Pada mulanya adalah mengenal Tuhan, mengenal Allah. Sesudah
itu adalah perangai, akhlak, perilaku, dan segala wanti-wanti untuk tidak
melukai dan menyakiti orang lain. Bahkan tidak perlu membalas cacian orang,
bila pun tahu apa yang jadi celah pembalasan itu benar adanya pada orang
tersebut. Bahwa dengan mengenal Allah, memohon kepada-Nya, memahami Kuasa dan
Sifat-Nya, sama pentingnya dengan memahami bahwa seorang mukmin tidak
sepantasnya menjadi penyebab orang lain pedih dan getir.
Jumat, 17 Februari 2012
Pemimpin Sepanjang Waktu
Masih dalam suasana memperingati Maulid nabi Muhammad SAW,
aku akan sharing artikel yang diambil dari buku karya bapak Ary Ginanjar
Agustian yang berjudul “Sapa”
Bismillahirrahmanirrahiim..
Allahuma Shali ‘ala Muhammad..
Banyak teori-teori
tentang kepemimpinan yang bertebaran di seluruh dunia. Bertebaran pula
tokoh-tokoh yang dianggap sebagai sosok pemimpin dunia, dari setiap decade
kehidupan. Namun, hingga ini tak satupun diantara teori dan tokoh itu yang
mampu mempertahankan pengaruhnya hingga bebelas abad, layaknya Muhammad SAW,
seorang ummi yang lahir di tahun 569
M. tahun dimana bangsa-bangsa lain, terutama bangsa-bangsa eropa tengah berada
dalam masa kegelapan.
Tak seorangpun menolak mengakui bahwa kepemimpinan Rasulullah
adalah model kepemimpinan terbaik hingga kini. Tak ada seorang pemimpin pun
yang begitu dicintai oleh pengikutnya seperti Rasulullah, hingga empat belas
abad berlalu. Lalu apa sebenarnya rahasia dibalik cemerlangnya kepemimpinan
Rasulullah? Mari tengok perjalan Rasulullah selama tiga belas tahun mengkader
sahabat-sahabat yang disebut asabiqunal
awalun.
Tak sekalipun Rasulullah memberikan iming-iming material
kepada para sahabat yang mayoritas adalah kaum budak dan papa. Rasulullah tidak
menjanjikan kebebasan kepada mereka, apalagi limpahan kekayaan, bila mereka
menyambut dakwah Rasulullah. Yang Rasulullah tawarkan kepada mereka hanyalah
kalimat Syahadat, yaitu menuhankan Allah dan mengakui bahwa Muhammad SAW adalah
seorang pembawa risalah.
Hal ini tentu sangat berbeda jauh dengan tokoh-tokoh yang dinobatkan sebagai
pemimpin dunia. Mereka menawarkan kebebasan fisik, harta benda, pengakuan,
jabatan, bila seseorang mau menjadi pengikut mereka atau minimal mau menerima
pemikiran mereka. Para pengikut tidak diajarkan untuk mendefinisikan kembali
keinginan-keinginan mereka sebagai seorang insan, untuk mencapai kebahagiaan
sejati dari sebuah kepemimpinan. Para pemimpin hanya berharap manusia lain mau
mengikuti jejak dan pemikiran mereka, yang sejatinya hanya berujung pada
kebahagiaan si pemimpin.
Hal ini berbeda dengan kepemimipinan yang dilakukan oleh
Rasulullah. Rasul mengajarkan pada manusia di Mekkah saat itu, akan arti
kebebasan yang sebenarnya. Kebebasan yang membuat seseorang lepas dari
perbudakan dunia berupa harta, jabatan, dan wanita. Mereka berkenalan dengan
Tuhan mereka (God Consciousness) dan
menyadari bahwa Allah lah pemilik semesta alam. Termasuk tuan mereka, harta dan
seluruh ukuran kebahagiaan saat itu. Mereka segenap kesadaran mengikuti rasulullah,
karena mereka percaya sosok Muhammad SAW lah yang akan membuat martabat mereka
sebagai manusia akan lebih baik. Karena Muhammad SAW sendiri telah
mengejawantahkan apa yang diajarkannya, dalam kesehariannya. Ia adalah bentuk
integral dari Alquran dan seluruh inti kebaikan yang disepakati secara
universal.
Inilah kunci ketaatan para sahabat untuk berjalan dibarisan
Rasul. Sesulit dan seberat apapun kondisi mereka ketika itu, mereka tetap
berjalan dibelakang Rasulullah. Semua itu, karena mereka telah merdeka dari
segala belenggu kehidupan yang selama ini mengungkung mereka. Hingga mereka
mampu menemukan jatidiri mereka sebenarnya. Mereka menemukan kebebasan, dan
kemapaman jiwa saat mengikuti jejak Rasulullah.
Inilah yang dilakukan oleh Rasulullah, manakala beliau
menggenggam tugas mulia dari Allah. Beliau tak hanya menjadi pimpinan secara
fisik, tetapi lebih jauh menyelam hingga ke dasar jiwa prang-orang yang
berbaris dibelakangnya. Rasulullah telah lebih dulu menuntaskan dahaga
spiritual pengikutnya, sebelum merubahnya menjadi gerak cepat selama sepuluh
tahun di Madinah. Gerakan yang begitu ekspansif, berdaya dorong kuat. Mendobrak
peradaban using yang telah merajai jazirah Arab, berganti peradaban cemerlang,
yang merubah wajah dunia hingga hari akhir.
Inilah model kepemimpinan yang telah berhasil mencetak
generasi yang terbaik, yang hingga kini belum ditemui penggantinya. Model
kepemimpinan yang bukan hanya berisi teori kosong. Sang pemimpin pun bukan orang yang disanjung saat
berkuasa, tetapi senantiasa dikenang dan dicontoh hingga berbelas abad
dibelakangnya. Pemimpin abadi yang selalu hidup di hati pengikutnya.
The Power of Al-Fatihah
Tujuh belas kali dalam sehari, seorang muslim mengucapkan
tujuh ayat yang terkandung dalam surat Al-Fatihah. Sejatinya, Al-Fatihah adalah
kunci peradaban yang telah Allah berikan pada hambaNya.
Saat kita membaca ayat pertama surat ini : Bismillahirrahmanirrahiim, cakrawala
hati dan pikiran kita akan terbuka dengan satu pengakuan bahwa kita adalah
hamba Allah, yang akan menjalani misi kehidupan atas kehendak Allah yang maha
Rahman dan Rahiim. Oleh karena itu kita benar-benar dalam pengawasannya,
terlihat ataupun tidak oleh makhluk lain (ihsan), dan kita bertanggung jawab
untuk melakukan yang terbaik.
Membaca Alhamdulillahi
robbil ‘alamiin, kita diajak oleh Allah untuk berpikir dan berjiwa besar.
Sebesar alam beserta isinya, karena hanya Dialah pemilik segala keagungan yang
ada di jagat semesta ini. Kita diajak menghadapkan jiwa, berkiblat pada
keagunganNya.
Ayat berikutnya yaitu Arrahmanirrahiim,
ayat ini mengajarkan pada kita untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan
bermanfaat bagi orang lain. Sifat
Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah sifat yang harus dikedepankan dalam melaksanakan
tugas kita sebagai wakil Allah. Dengan dorongan rasa kasih dan saying inilah,
seharusnya kita menetapkan diri, sebagai rahmat bagi semesta alam dalam setiap
lini kehidupan.
Malikiyaumiddiin adalah
ayat yang melecut kita untuk senantiasa
berlari mengejar keridaan Allah SWT, sekaligus menabung bekal untuk
mempertanggungjawabkan hidup kita di dunia. Karena itu, setiap manusia yang
memahami ayat ini akan senantiasa bersiap dan berbekal untuk kehidupan yang
abadi di akhirat (visioner).
Iyyakana’budu wa
iyyakanasta’in adalah ayat yang mengajarkan kita agar memegang teguh
prinsip kehidupan. Bahwa hidup adalah hanya untuk mengabdi kepada Allah.
Menggelar ikhtiar dalam kehidupan adalah semata ibadah pada Allah, Sang raja
hari pembalasan. Dengan demikian, standar penilaian kerja kita bukan lagi
standar yang ditetapkan oleh manusia tetapi sejatinya adalah standar
tertinggi, yaitu keridaan Allah yang
Maha Sempurna. Karena itulah, untuk memenuhi standar yang berat tersebut,
sesungguhnya hanya Alah lah yang dapat menolong dan menguatkan kita. Dengan
ayat ini, kita diingatkan untuk bergantung hanya kepadaNya dan menyerahkan
akhir segala perjuangan kita pada Allah semata (zero).
Ihdinash Shiraathal
Mustaqiim, sesungguhnya ini momentum untuk segera bangkit dan terjun dalam
kancah perjuangan membesarkan kalimat Allah. Ini adalah saat untuk
mengaplikasikan seluruh nilai yang terkandung dalam ayat-ayat sebelumnya.
Inilah saatnya berjuang : TOTAL ACTION
Sirathaladzina an’amta
‘alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim waladhdhaalin. Inilah ayat yang
mengajarkan kita untuk senantiasa melakukan evaluasi dan menjaga arah
perjuangan kita tetap pada jalur yang ditetapkanNya. Melakukan perbaikkan terus
menerus, tanpa kena putus asa. Inilah jalan orang-orang yang Engkau beri
nikmat.
Aamiin,
kabulkanlah ya Allah. Mohonlah pada Allah agar setiap ikhtiar yang kita gelar
mendatangkan kebaikan untuk diri kita dan orang lain. Apapun hasil yang
dicapai, sesuangguhnya itu adalaha kehendak Allah yang terbaik untuk kita.
Ikhlaskan hati untuk menerima dan segera bersiap melakukan perbaikan
selanjutnya.
------di ambil dari
buku karya bapak Ary Ginanjar Agustian yang berjudul “Sapa”------
Langganan:
Postingan (Atom)