Ksatria 165

Ksatria 165
We're 165 Inside InsyaAllah

Jumat, 17 Februari 2012

The Power of Al-Fatihah


Tujuh belas kali dalam sehari, seorang muslim mengucapkan tujuh ayat yang terkandung dalam surat Al-Fatihah. Sejatinya, Al-Fatihah adalah kunci peradaban yang telah Allah berikan pada hambaNya.
Saat kita membaca ayat pertama surat ini : Bismillahirrahmanirrahiim, cakrawala hati dan pikiran kita akan terbuka dengan satu pengakuan bahwa kita adalah hamba Allah, yang akan menjalani misi kehidupan atas kehendak Allah yang maha Rahman dan Rahiim. Oleh karena itu kita benar-benar dalam pengawasannya, terlihat ataupun tidak oleh makhluk lain (ihsan), dan kita bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.
Membaca Alhamdulillahi robbil ‘alamiin, kita diajak oleh Allah untuk berpikir dan berjiwa besar. Sebesar alam beserta isinya, karena hanya Dialah pemilik segala keagungan yang ada di jagat semesta ini. Kita diajak menghadapkan jiwa, berkiblat pada keagunganNya.
Ayat berikutnya yaitu Arrahmanirrahiim, ayat ini mengajarkan pada kita untuk senantiasa melakukan yang terbaik dan bermanfaat  bagi orang lain. Sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah sifat yang harus dikedepankan dalam melaksanakan tugas kita sebagai wakil Allah. Dengan dorongan rasa kasih dan saying inilah, seharusnya kita menetapkan diri, sebagai rahmat bagi semesta alam dalam setiap lini kehidupan.
Malikiyaumiddiin adalah ayat yang melecut kita untuk senantiasa  berlari mengejar keridaan Allah SWT, sekaligus menabung bekal untuk mempertanggungjawabkan hidup kita di dunia. Karena itu, setiap manusia yang memahami ayat ini akan senantiasa bersiap dan berbekal untuk kehidupan yang abadi di akhirat (visioner).
Iyyakana’budu wa iyyakanasta’in adalah ayat yang mengajarkan kita agar memegang teguh prinsip kehidupan. Bahwa hidup adalah hanya untuk mengabdi kepada Allah. Menggelar ikhtiar dalam kehidupan adalah semata ibadah pada Allah, Sang raja hari pembalasan. Dengan demikian, standar penilaian kerja kita bukan lagi standar yang ditetapkan oleh manusia tetapi sejatinya adalah standar tertinggi,  yaitu keridaan Allah yang Maha Sempurna. Karena itulah, untuk memenuhi standar yang berat tersebut, sesungguhnya hanya Alah lah yang dapat menolong dan menguatkan kita. Dengan ayat ini, kita diingatkan untuk bergantung hanya kepadaNya dan menyerahkan akhir segala perjuangan kita pada Allah semata (zero).
Ihdinash Shiraathal Mustaqiim, sesungguhnya ini momentum untuk segera bangkit dan terjun dalam kancah perjuangan membesarkan kalimat Allah. Ini adalah saat untuk mengaplikasikan seluruh nilai yang terkandung dalam ayat-ayat sebelumnya. Inilah saatnya berjuang : TOTAL ACTION
Sirathaladzina an’amta ‘alaihim ghairil maghdubi ‘alaihim waladhdhaalin. Inilah ayat yang mengajarkan kita untuk senantiasa melakukan evaluasi dan menjaga arah perjuangan kita tetap pada jalur yang ditetapkanNya. Melakukan perbaikkan terus menerus, tanpa kena putus asa. Inilah jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat.

Aamiin, kabulkanlah ya Allah. Mohonlah pada Allah agar setiap ikhtiar yang kita gelar mendatangkan kebaikan untuk diri kita dan orang lain. Apapun hasil yang dicapai, sesuangguhnya itu adalaha kehendak Allah yang terbaik untuk kita. Ikhlaskan hati untuk menerima dan segera bersiap melakukan perbaikan selanjutnya.
------di ambil dari buku karya bapak Ary Ginanjar Agustian yang berjudul “Sapa”------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar