Ksatria 165

Ksatria 165
We're 165 Inside InsyaAllah

Selasa, 02 Oktober 2012

Outer Journey - perjalanan yang indah dan penuh hikmah

-Kita bukanlah manusia yang sedang mengalami perjalan spiritual, namun kita adalah makhluk spiritual yang sedang menjalani perjalanan-

“Bismillahirrahmanirrahim”
Saya ingin berbagi sedikit  pengalaman sewaktu mengikuti training ESQ pada materi awal yaitu Outer dan Inner journey. Outer journey yaitu sebuah perjalanan ke luar angkasa meskipun tidak dengan pesawat Apollo tapi kita bisa terbang dengan menggunakan  hati dan jiwa kita. Melihat semua Kekuasaan, Keagungan, Kebesaran, Keperkasaan, dan Kerajaan Milik-Nya. di awali dengan pengetahuan awal terciptanya alam semesta raya yang dikenal dengan kejadian “Big Bang” sebuah ledakan maha dahsyat yang dikalkulasikan oleh Stephen hawking sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Big Bang yang mampu dijelaskan di abad ke-20 dengan penelitian dan perhitungan yang rumit dan panjang. Dan ternyata sesungguhnya fenomena Big Bang 1400 tahun yang lalu telah di jelaskan oleh seorang manusia Ummi, seorang utusan Allah SWT  yaitu Nabi Muhammad SAW, yang dahulu tidak ada teleskop, Apollo, dan teknologi-teknologi canggih dan beliau menjelaskan bahwa langit dan bumi itu dahulunya padu lalu kami pisahkan antara keduanya dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Kalimat yang diucapkan beliau bukanlah semata-mata kalimat yang dikarang olehnya melainkan kalimat tersebut bersumber dari Allah 'Azza wa Jalla yaitu “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu keduanya dahulu menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka apakah kamu tidak beriman?” (QS Al-Anbiya 21:30). Dan diperlihatkannya kami kekuasaan-Nya di angkasa raya.. yang dahulu kami kira bumi itu besar tapi ternyata lebih kecil dibandingkan matahari, bumi yang kita singgahi ternyata hanya seperti bola kelereng di antara tata surya kita, kemudian kami terbang lebih jauh lagi ternyata matahari tidak hanya satu terdapat banyak matahari-matahari lain di dalam galaksi Bima sakti, bumi sudah tidak nampak lagi… terbang lagi lebih jauh disana terdapat lebih dari 2 milyar bintang berputar mengelilingi pusat galaksi. Maka dimana bumi tempat tinggal kami?? dimana bumi tempat yang dulu kami bangga banggakan ternyata tak lebih besar dari setitik debu dihadapan-Nya. Terbang lagi lebih tinggi dan kau akan melihat terdapat milyaran galaksi yang dimana setiap galaksi memiliki lebih dari 2 Milyar bintang-bintang. Saat itu tak ada kata yang sanggup terucap kecuali Mengagungkan Nama-Nya, Bertakbir, Bertasbih, dan Memohon ampun kepada-Nya.. Bumi yang selama ini kita bangga banggakan, dihadapan-Nya tak berarti apa-apa hanya seperti debu. Jika Bumi saja begitu kecil di hadapan-Nya bagaimana dengan saya, anda, dan kita semua sebagai manusia ciptaan-Nya???.
Tidak hanya disitu kebesaran-Nya, kita melihat bahwa seluruhnya berthawaf berlawanan arah jarum jam laksana thawafnya orang-orang di baitullah. Allahu Akbar… bulan mengelilingi bumi, Bumi mengelilingi matahari, matahari mengelilingi inti galaksi, galaksi berputar mengelilingi inti alam semesta raya. Itu semuanya terus berthawaf semenjak bermilyar-milyar tahun yang lalu. Dan tak pernah berhenti sedetikpun.  jika salah satunya berhenti, maka yang akan terjadi adalah kerusakan seluruh sistem Alam semesta raya. Lalu, siapakah yang hanya mampu untuk menjaga sistem alam semesta raya ini? hanya Dia Allah ‘Azza wa Jalla Raja pemilik Alam semesta raya.  
Pelajaran dari materi Outer  journey ini yaitu untuk menciptakan paradigma yang holistic,  bahwa kita sebagai manusia adalah bagian kecil dari bumi, bumi adalah bagian kecil dari tata surya, tata surya adalah bagian kecil dari galaksi dan galaksi bima sakti adalah bagian kecil dari alam semesta. jika alam semesta raya ini saja terus berputar bertasbih kepada-Nya, lantas sudah seharusnyalah kita pun untuk tunduk patuh akan aturan-aturannya. Karena jika kita berani melanggar aturannya yang akan terjadi adalah kehancuran yang akan menimpa diri kita sendiri.